Dewasa ini, diberbagai perguruan tinggi di Indonesia baik swasta maupun negeri mempunyai program untuk mengembangkan minat setiap mahasiswanya baik secara langsung maupun tidak. Sehingga tidak heran apabila banyak sekali unit kegiatan mahasiwa maupun berbagai acara yang secara khusus menyediakan ruang bagi mahasiswa untuk aktif dalam setiap kegiatan wirausaha.
Di Indonesia sendiri angka golongan yang berwirausaha masih sedikit, sehingga perlu upaya dari berbagai kalangan untuk terus memberikan perhatian lebih bagi kemajuan kelas menengah tersebut. Salah satunya ialah mengajak para mahasiswa yang berada di universitas, institut ataupun lembaga lainnya untuk berwirausaha, bahkan program wirausaha secara khusus ada yang memasukkannya menjadi bagian kurikulum yaitu berupa mata kuliah.
Program berwirausaha memang merupakan sebuah peluang yang sangat bagus, banyak organisasi yang memotivasi anggotanya bahwa untuk memulai berwirausaha agar mengesampingkan kemampuan ataupun modal usaha. Akan tetapi, lebih kepada ada tidak niatan untuk berwirausaha, semangat berwirausaha serta siap bekerja keras dan bekerja cerdas untuk membangun usaha dari titik nol.
Tentu saja tawaran tersebut disambut dengan penuh antusias bagi sebagian besar mahasiswa, mereka berlomba-lomba untuk membuat sebuah usaha dan mendapatkan penghasilan yang besar. Mereka terpacu untuk membuktikan diri bahwa saya bisa menjadi orang yang sukses dalam berwirausaha.
Pertanyaannya, ketika mahasiswa mempunyai keinginan menjadi usahawan yang sukses secara karir dan mempunyai finansial yang lebih, apakah mereka tidak mengabaikan sebuah titik tujuan kehidupan yaitu tujuan hidup yang hakiki. Karena tidak sedikit mahasiswa yang secara tidak sadar maupun sadar mengabaikan hal tersebut.
Seperti contoh, saya temukan pada universitas di Bandung. Ada sebuah spanduk dengan ukuran cukup besar, yang isinya mengajak setiap mahasiswa untuk bergabung menjadi anggotanya. Pada spanduk tersebut terpampang juga orang-orang yang sukses berkarir menjadi usahawan dengan pendapan sekian dan masih berstatus menjadi mahasiswa. Contoh semacam ini sebenarnya sangat bagus, bagaimana memotivasi setiap orang walaupun status mahasiswa namun kita masih bisa mengembangkan potensi kita lebih dari yang kita lakukan selama ini.
Catatannya jangan sampai, sebuah cita-cita menjadi usahawan membawa mereka menjadi orang yang hanya cinta akan sebuah penghargaan prestisius, pujian, sukses secara finansial lalu mengabaikan tujuan hakiki dalam kehidupan. Semoga para mahasiswa yang terjun dalam berbagai bidang usaha menjadi seorang wirausahawan yang tetap menjaga nilai-nilai yang akan menuntun mereka kepada tujuan hidup yang hakiki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar