Pagi-pagi sekali ketika kita hendak menyaksikan acara di televisi khususnya di Indonesia kita akan disuguhkan oleh tontotan atau acara yang mengganggu suasana pagi kita, mulai dari acara yang menampilkan fenomena kekerasan, pembunuhan, pemerkosaan, perampokan, korupsi, tawuran, kasus asusila dan hal lainnya. Yang manurut saya hal itu sangat merusak pemikiran atau moral rakyat Indonesia.
Kita seperti dibawa untuk menjadi audiens yang bodoh, yang hanya meyaksikan tayangan yang tidak mendidik, kita dibawa keranah provokasi, ranah kekerasan dan ranah yang penuh dengan kebohongan. Betapa tidak, setiap hari berita tentang provokasi muncul disetiap channel atau saluran televisi.
Media massa yang baik adalah media massa yang mampu mengedukasi pemirsa menjadi pribadi yang maju bukan di cekoki dengan acara yang memuakkan dan membosankan. Lihat acara sinetron di Indonesia, kalau tidak bercerita tentang kekerasan dalam rumah tangga, persaingan dalam merebutkan kekasih, memperebutkan harta warisan hingga pertentangan denga teman di sekolah atau problematika dalam keluarga hal tersebut setiap malam kita saksikan. Belum lagi ada acara di stasiun swasta di Indonesia yang bercerita mengenai drama semacam kolosal tapi tidak bermutu, apa pasalnya, bagaimana seorang aktor maupun aktris yang menjelma menjadi monster, atau efek film yang jelek, dimana pemerannya menunggangi seekor capung raksasa, ikan yang bisa berbicara. Ditambah lagi dengan acara musik yang menampilkan girlband dan boyband yang hanya bisa lipsing, lalu dimana ranah edukasi untuk masyarakat. Jangan-jangan stasiun televisi hanya mencari keuntungan suatu korporasi, rating semata.
Pantas saja media massa di Australia menyebut media massa kita paling tidak bermutu atau minim edukasi. Gosip, berita korupsi, pertentangan antar elit politik semuanya dimunculkan dalam berita. Media massa tidak sensitif terhadap masyarakat apakah membutuhkan acara yang seperti itu ataukah tidak.
Jangan heran kalau ternyata angka kriminalitas, angka korupsi, angka depresi dan angka yang memalukan diri kita sendiri lebih banyak yang muncul. Kebebasan pers memang diharuskan, namun yang harus diperhatikan ialah bagaimana media massa seperti televisi ini menampilkan sisi lain untuk mengedukasi masyarakat. Media massa seperti televisi harus menjadi garda terdepan dalam perubahan pola pendidikan masyarakat. Mari berbenah untuk tayangan yang bermutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar