Akhir-akhir ini banyak diskusi mengenai kerinduan rakyat akan sosok pemimpin yang tegas, pemimpin yang mampu mengakomodir harapan rakyatnya, serta pemimpin yang tidak plin-plan. Kesemuanya itu tertuju pada satu pemimpin yang setidaknya mampu memberi penawar rasa dahaga tersebut ialah mantan Presiden Indonesia Soeharto (Alm.). Pertanyaannya ialah mengapa harus Soeharto? mengapa bukan presiden-presiden lainnya, seperti Soekarno, Syafrudin Prawiranegara, Habibie, Gusdur, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono?
Selain sosok Soeharto, sebenarnya rakyat Indonesia juga merindukan sosok Soekarno yang mampu berbuat banyak dalam kancah politik baik dalam negeri maupun luar negeri, Soekarno dapat menunjukkan eksistensi dan harga diri bangsa dan negara Indonesia. Namun, seperti pada setiap catatan sejarah setiap habis masa kepemimpinan maka Soekarnopun mendapat kritikan yang tajam dari berbagai kelompok.
Kembali lagi kepada sosok Soeharto, Soeharto dirasa mampu memberikan kenangan tersendiri bagi setiap rakyatnya, walaupun banyak hal-hal yang patut kita cermati sehingga menjadi bahan objektivitas kita dalam melihat sosok Soeharto. Akan tetapi, terlihat jelas pada masa kepemimpinan Soeharto Indonesia akan dibawa kemana, selain program pembangunan yang tertata jelas, Soeharto mampu menunjukkan kepada dunia luar bahwasannya Indonesia bukannlah negara yang dapat seenaknya dijadikan sebuah bahan lelucon bangsa atau negara lain.
Lihat sekarang, kita sedang di dalam masa Demokrasi yang dinggap sebuah sistem yang ideal bagi rakyat Indonesia. Akan tetapi, pada kenyataannya kita seperti jalan di tempat atau bahkan kita sudah salah mengartikan makna dari Demokrasi itu sendiri.
Pantas saja walaupun banyak stigma negatif terhadap sosok Soeharto, rakyat merasa butuh pemimpin yang tegas untuk menghadapi dunia politik yang "menjijikan", rakyat yang "kelaparan", pendidikan yang "amburadul", layanan sosial yang "semrawut", serta para abdi negeri yang "menghisap darah rakyat sendiri".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar