Rabu, Januari 25, 2012

Menakar Peranan Mahasiswa Asal Kabupaten Indramayu

Geliat pendidikan di Kabupaten Indramayu dewasa kini semakin nyata, ini terlihat dari berbagai program yang dicanangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Indramayu, program tersebut semata hanya ingin melahirkan generasi muda yang berkualitas untuk pembangunan daerah dimasa yang akan datang. Program pemberian beasiswa kepada peserta didik yang hendak melanjutkan ke perguruan tinggi diberikan untuk meringankan beban mahasiswa. Banyak siswa dari Kabupaten di Indramayu yang menyerbu Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Pandjadjaran, Universitas Pasundan, Politeknik Bandung, Universitas Islam Negeri Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Gunadharma, Universitas Jenderal Soedirman, Universitas Negeri Yogyakarta, dan masih banyak univeritas lainnya baik negeri maupun swasta.

Dari sekian banyaknya mahasiswa asal Kabupaten Indramayu yang tersebar di berbagai universitas, seharusnya menjadi suatu modal yang besar bagi kemajuan Indramayu, baik itu statusnya masih menjadi mahasiswa maupun sudah lulus dari almamaternya. Akan tetapi, rupanya hal tersebut masih jauh dari panggang, sedikit sekali mahasiswa asal Indramayu yang berkontribusi nyata dan mau memikirkan Indramayu di masa yang akan datang.

Memang tidak semua mahasiswa Indramayu tidak berkontribusi secara langsung. Misalnya ada kegiatan yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa dalam mengisi kegiatan di Kabupaten Indramayu, seperti: sosialisasi dan motivasi untuk masuk perguruan tinggi, penyelenggaraan try out, kegiatan perlombaan, mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (itupun masih sedikit).

Kalau saja mahasiswa yang berada di setiap universitas dan memiliki keahlian sesuai bidang keilmuannya duduk bersama memikirkan suatu perubahan design pembangunan bagi masyarakat Indramayu dan tentunya bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, LSM maupun dinas yang lainnya. Mungkin saja pandangan negatif kepada daerah Indramayu semakin hari kian hilang. Dengan bahu membahu pandangan orang tentang prostitusi di Indramayu yang berakar dari kemiskinan, banyaknya kriminalitas, angka putus sekolah, pencemaran dan kerusakan lingkungan, kekeringan, penyelenggaraan pendidikan yang belum optimal, serta pengembangan sumber daya manusia yang belum tepat sasaran akan bermuara pada hal yang positif dan menguntungkan.

Namun, bukanlah hal yang mudah memang bagi mahasiswa yang masih berstatus sebagai mahasiswa ataupun yang sudah lulus. Tidak sedikit mahasiswa asal Indramayu yang sudah lulus enggan mengaplikasikan ilmu dan penegtahuannya untuk membangun Indramayu. Peluang kerja di daerah perkotaan dengan gaji yang besar, kenyamanan suatu daerah tempat kuliah, ataupun sedikitnya peluang untuk kerja ataupun ruang untuk mengaplikasikannya menjadi problema tersendiri.

Jargon mahasiswa adalah agen perubahan harus benar-benar diterapkan di lingkungan daerah asalnya. Jangan hanya aktif di kampus tapi melempen untuk berkontribusi langsung di masyarakat Indramayu. (Khusna, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Pendidikan Indonesia)