Sabtu, Februari 04, 2012

Diskriminasi dalam pendidikan

Tulisan ini berawal dari informasi kolega-kolega saya, berdiskusi tentang pengalaman mereka ketika melakukan sebuah kegiatan pengenalan universitas dan pemberian motivasi kepada siswa kelas X, XI dan XII SMA se-Kawedanan Karangampel - Kabupaten Indramayu. Tujuan ini dimaksudkan untuk menambah motivasi dan harapan, setidaknya mempunyai keinginan untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, intinya capailah cita-cita tanpa takut akan keadaan dan semangat menjalani kehidupan.

Akan tetapi, sepertinya semangat tersebut akan luntur, bilamana tidak ada dukungan dari berbagai pihak baik itu teman, keluarga, serta pihak sekolah dimana mereka belajar. Kasus ini bermula ketika kawan-kawan alumni dari memberikan materi pengenalan kampus. Namun yang terjadi ialah tidak semua siswa kelas X mendapatkan informasi tersebut. Hal ini terjadi karena perbedaan status kelas mereka. Yang satu kelas khusus dan yang satu lagi kelas biasa.

Apa yang salah dalam hal ini? Semua siswa berhak mendapatkan informasi apapun tentang pendidikan, tanpa membedakan status kelasnya. Memangnya siswa yang berada di kelas khusus akan secara otomatis melanjutkan kuliah? Dan apa benar siswa yang berasal dari kelas biasa tidak mempunyai kesempatan untuk kuliah?. Kalau ada yang berpikiran tersebut, saya pikir perlu ada perombakan besar-besaran pada otak dan pikirannya, bila perlu di instal ulang.

Pendidikan hak semua orang, biarkan siswa mengembangkan apa yang ada dalam dirinya, yang terpenting ialah peran kita untuk terus memberikan pengarahan dan pengawalan agar tercapai semua tugas-tugasnya.

Kamis, Februari 02, 2012

KOLECER, KINCIR ANGIN TRADISIONAL

Sebuah pengalaman yang unik dan menyenangkan ditengah himpitan kepenatan dan rutinitas kampus, hal tersebut saya dapatkan ketika berkunjung ke Subang Jawa Barat. Subang merupakan daerah yang terkenal akan hasil perkebunannya seperti teh, sayur-sayuran, buah-buahan (nanas, rambutan, manggis dan buah-buahan lainnya), di sektor lainnya seperti perikanan subang juga memiliki potensi alam yang terdapat di pesisir utara yang berbatasan dengan Kabupaten Indramayu, sektor wisata juga berkembang, baik jenis wisata yang menawarkan panorama alam nan indah hingga pertunjukan seni budaya seperti Sisingaan, dan berbagai kesenian lainnya.

Namun, ada satu hal yang membuat saya terkesima dan sangat menyenangkan serta dapat membuat pikiran kita segar kembali yaitu pemandangan alam dan tentang pertunjukkan kolecer (bahasa sunda). Kolecer merupakan sebuah mainan atau alat yang berupa kincir angin, baling-baling terbuat dari kayu jati dan ditopang oleh bambu. Dibutuhkan angin yang besar agar kolecer berputar dengan maksimal, sehingga terkadang bunyi dari putara tersebut bagaikan deru mesin pesawat terbang, disisi lain ramainya kolecer tergantung cuaca atau musim yang mendukung.


Banyak warga di daerah subang yang memasang kolecer di pekarangan rumah, sawah maupun pinggir jalan desa. Apabila angin sedang besar maka terdengar gemuruh dari baling-baling tersebu, hobi yang digemari oleh sebagian banyak warga tersebut cukup merogoh kantong agak dalam, hal tersebut untuk membeli baling-baling dan peralatan pendukung lainnya, harga baling-baling yang terbuat dari kayu jati berkisar dari mulai ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah tergantung kualiats bahan kolecer dan panjangnya. ukuran baling-baling tersebut yaitu sekitar 2 meter hingga lebih dari 6 meter. Berbicara mengenai kincir angin tradisional, saya teringat akan Negara Belanda yang juga terkenal dengan kincir anginnya sehingga mendapat julukan negeri kicir angin. Maka dengan banyaknya kolecer yang tersebar di Kabupaten Subang, sudah sepantasnya Subang juga mendapat julukan baru yaitu “Subang Kota Kolecer”.

Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, mainan tradisional tersebut sudah mulai tergerus arus modernisasi, kolecer yang ada sekarang tidak banyak atau sudah tidak lagi ramai seperti tahun-tahun sebelumnya. Semoga saja kolecer  tetap ada menjadi salah satu warisan budaya kita, bila perlu dikembangkan menjadi salah satu tujuan wisata yang menyenangkan dengan membangun desa kolecer yang tentunya akan membantu masyarakat setempat.