Jumat, April 27, 2012

Serumpun Tapi Tak Mesra

Indonesia - Malaysia Dulu dan Kini.

Sepertinya pertentangan Indonesia dengan Malaysia belumlah akan berakhir dalam waktu yang singkat, masih banyak yang harus dibenahi untuk membangun sebuah kondisi yang kondusif serta menguntungkan bagi kedua negara tersebut. Pertentangan Indonesia sudah sejak lama hadair, masih ingat dalam memori kita bersama bahwa Indonesia pernah ingin "mengganyang" Malaysia dan sepertinya Malaysia tidak hendak untuk berniat secara menyeluruh untuk tidak lahi memanaskan masalah.

Dewasa ini pertentangan Malaysia dengan Indonesia semakin meruncing, seperti perebuatan pulau, Sipadan Ligitan, serta pulau lainnya. Bagi Orang Indonesia, Malaysia telah merebut budaya Bangsa Indonesia, seperti Lagu Rasa Sayange, Reog Ponorogo, Tari dari Bali, Batik Indonesia. Tidak hanya soal budaya Malaysia "menampar" wajah kedaulatan Indonesia, berkali-kali nelayan Malaysia masuk perairan laut Indonesia secara ilegal, artau bahkan para pengusaha dari Malaysia menjadi "cukong" dalam pembalakan hutan di Indonesia.

Dan yang lebih tragis ialah betapa "kurang ajarnya" Malaysia dengan seenak hatinya mengirimkan jenazah para TKW asal Indonesia dengan berbagai kasus yang belum terungkap. Dan sekali lagi "Malaysia" telah "mengencingi" serta "meludahi" nurani rakyat Indonesia dengan mengirimkan jenazah yang beberapa oragan dalamnya telah hilang, tragis memang.

Lalu bagaimana dengan Malaysia? Bagi Malaysia mereka merasa tidak melakukan sesuatu hal yang merugikan Indonesia, salah siapa Indonesia tidak mencantumkan Pulau Sipadan dan Ligitan dalam peta NKRI?. Lalu salahkah Malaysia menggunakan budaya orang atau mengklaim budaya Indonesia, yang oleh penduduk Indonesia sendiri pun tidak menghargainya. Mari kita berinstrospeksi bagaimana mencari sebuah penyelesaian tanpa ada konflik lagi.