Rabu, Maret 02, 2011

DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR

Data Observasi
Identitas sekolah
       Nama sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Al-Falah Tanjakan
       Nama kepala sekolah : Ma’mun Amien, S.Pd.I.
       Nama wali kelas : Rodiyah
       Alamat sekolah : Jl. Habib Keling Desa Tanjakan Kec. Krangkeng Kab. Indramayu
       Status sekolah : Swasta
       Instansi : Departemen Agama

Data diri siswa yang mengalami kesulitan belajar
       Nama        : Carmi (Amy)
       Kelas         : V
       Tempat, tanggal lahir : Indramayu, 25 September 1998
       Orang tua : Dasan - Marni
       Pekerjaan orang tua : Buruh Tani
       Alamat : Jalan Habib Keling Rt. 15 Rw. 04 Desa Pringgacala Blok Tegarjati Kec. Karangampel Kab.  Indramayu

I. Mengidentifikasi Siswa Yang Mengalami Kesulitan Belajar
   Amy merupakan salah satu siswa kelas V dari siswa di Madrasah Ibtidaiyah Tanjakan yang mengalami kesulitan dalam belajar, ia memiliki prestasi belajar yang renag bila dibandingkan dengan teman sekelasnya. Amy mengalami kesulitan dalam upaya mengefektifkan waktu belajar, karena jumlah mata pelajarannya lebih banyak dibanding Sekolah Dasar. Di sisi lain, Amy rupanya rajin berangkat ke sekolah.

II. Melokalisasi Letak Kesulitan
     Dari data yang saya temukan rupanya kesulitan belajar yang dialami oleh Amy ini lebih dikarenakan:
a. Amy mengalami cacat fisik semenjak lahir, ia tidak mempunyai tangan dan kaki yang lengkap;
b. Kondisi perekonomian keluarga yang turut menghambat proses belajarnya;
c. Sarana dan prasarana yang terdapat di mana ia bersekolah tidak memadai
d. Daya tahan tubunya yang lemah
e. Penyakit yang mengganggunya

III. Identifikasi Faktor
    Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S. M. (2002 :325-326), “faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam diri yang bersangkutan, dan faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri yang bersangkutan”.
a. Faktor internal
  1. Dalam hal ini siswa tersebut kurang berminat terhadap mata pelajaran tersebut
  2. Siswa tersebut memiliki motif belajar yang rendah
  3. Siswa tersebut tidak cukup memiliki rasa percaya diri
  4. Siswa tersebut bukanlah pribadi yang mempunyai sikap displin, dalam artian disiplin pribadi rendah
  5. Siswa tersebut ketika mempunyai atau menghadapi setiap persoalan, dia selalu meremehkannya
  6. Secara fisik, siswa tersebut mempunyai fisik yang lemah, ini tidak terlepas dari konsumsi kesehariannya yang tidak cukup untuk menambah staminanya
  7. Kelelahan secara fisik, usia yang masih terbilang anak-anak membawa dampak terhadap kondisi fisiknya, waktu bermain tidak terjadual dengan teratur. Akibatnya, setiap kali dia belajar di kelas lesu dan kurang bersemangat yang terlihat.
  8. Siswa tersebut mempunyai cacat fisik semenjak dia dilahirkan.
b. Faktor eksternal
  1. Program belajar dan pembelajaran yang terdapat di sekolah ia berada tidak tersusun denagn baik
  2. Fasilitas belajar dan pembelajaran di tempat ia bersekolah tidak sesuai dengan kebutuhannya
  3. Adanya tekanan dari lingkungannya, misalnya cemoohan dan lainnya.
IV. Memikirkan dan Menetapkan Tindakan Yang Akan Diambil
      Atas dasar gejala dan latar belakang kesulitan sesuai dengan data yang saya peroleh, saya mempunyai atau memberikan suatu tindakan yang solutif. Tindakan tersebut saya sesuaikan dengan sifat masalah yang dihadapi.
  • Pemeriksaan kesehatan. Hal ini saya anjurkan karena melihat kondisi fisik dan psikis yang dialami oleh siswa tersebut. Pemeriksaan kesehatan guna memperbaiki kondisi tubuhnya. Karena selama ini, siswa tersebut kurang dalam kecukupan gizinya, hal ini terkait akan pendapatan keluarganya.
  • Pelajaran tambahan secara khusus. Pemberian materi tambahan secara khusus terlebih karena prestasinya yang kurang memuaskan, ditambah dia tidak memiliki rasa percaya diri yang tinggi, jadi sikap guru pembimbing haruslah menjadi seorang teman, kakak, ataupun orang tuanya.
  • Mengubah situasi keluarga. Kondisi keluarga siswa yang tidak menguntungkan dia dalam proses belajar mengajar haruslah di ubah, kondisi keluarga yang kondusif sangat membantu dalam proses belajar mengajarnya.
  • Peningkatan sarana dan prasarana di mana ia bersekolah. Perpustakaan, dan sarana belajar lainnya harus mampu menjadi alat untuk mendorong prestasinya.

V. Tindak Lanjut
     Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan agar interaaktif, inspiratif, menyenangkan, menentang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan kesempatan yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik seta psikologis peserta didik. Kendati demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pemebelajaran pasti dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan atau masalah belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar